Shinkansen Seri L0-950 Sumber: Dokumen Pribadi Saruno Hirobano |
Shinkansen, atau dikenal juga sebagai kereta peluru adalah
jaringan jalur kereta api berkecepatan tinggi di Jepang. Shinkansen ini awalnya
dibangun untuk menghubungkan wilayah Jepang yang jauh dengan ibu kota Tokyo,
untuk mendongkrak pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Dari ribuan kilometer jaringan rel shinkansen, ada yang
beroperasi secara layang, di atas tanah, atau pun di jalur lintas bawah. Namun yang
menarik, selain itu ada jalur kereta shinkansen bawah air. Jalur ini dikenal
juga sebagai Seikan Toneru atau Terowongan Seikan.
Terowongan Seikan ini membentang melintasi Selat Tsugaru
dan menghubungkan Prefektur Aomori di Pulau Honshu dan Pulau Hokkaido.
Terowongan ini memiliki panjang total 53,85 km dengan 23,3 km di antaranya
berada di bawah permukaan laut. Pembangunan terowongan dimulai pada tahun 1964
dan selesai pada tahun 1988 dengan menggunakan tenaga 3.000 pekerja dan menelan
korban jiwa sebanyak 34 nyawa yang disebabkan karena berbagai faktor.
Ketika terowongan ini pertama kali dirancang pada tahun
1950-an, kapal feri merupakan sarana transportasi utama antara pulau utama dan
Hokkaid. Hingga pada 1954 sebuah kecelakaan kapal feri dengan korban jiwa lebih
dari 1400 orang yang diakibatkan angin topan mendorong rencana pembangunan terowongan
lebih dipercepat lagi.
Setelah kejadian itu, pada kenyataannya transportasi
udara lebih praktis dan juga diminati masyarakat pada saat itu sehingga jumah
penggunanya lebih sedikit dari yang diperkirakan. Meski begitu terowongan ini
masih merupakan jalur penting bagi kereta barang, hingga pada tahun 2016 secara
resmi diizinkan untuk dilalui shinkansen dan jalur operasi kereta penumpang
lainnya dihentikan.